Sunday, September 12, 2010

Fan Fic : Inconsolable (Triple Drabble)

Title : Inconsolable
Type : Slash/Shounen-ai/Yaoi/ Drabbles
Pairings : MinJoon, YunJae, Hyun-Saeng-Kyu(triangle)
Rating: PG
Language : Indonesian (sorry...)
Author : Aoi Eiji (fujo501)
Location : HyunSaeng's room, under the blankets :3
Disclaimer : I own the plot only
Comment : Kind of writing for my Yaoi-fellowship. Enjoy :)



# Drowning(Backstreet Boys’s Self Titled album 1998*kalo gak salah*)
[Shounen-ai : MinJoon couple; cast : Park JungMin and Kim HyungJoon(SS501)]

(Jungmin’s side...-HyungJoon’s letter-)
JungMin duduk pada sisi ranjangnya yang dingin dan hampa sepulang dari pemakaman. Ia menemukan sebuah amplop berwarna hitam di sana lima menit lalu, ditujukan padanya. Amplop dengan hiasan bingkai bintang perak di sekeliling bagian mukanya. Ia membukanya dengan hati-hati, dan membacanya.

***Dear Jungminnie...
Menjalani semuanya selama ini membuatku bahagia. Tak ada seorang pun yang pernah kuharapkan berada di sisiku melebihi dirimu. Segalanya yang kau berikan padaku begitu mengagumkan. Cinta. Pengorbanan. Dan ratusan pelukan hangat setiap malamnya. Itu semua membuat hari-hariku kian sempurna bersamamu. Dan apa kau pernah tahu bahwa aku tenggelam sedalam-dalamnya ke dalam cintamu?

Aku mengenalmu lebih dari siapa pun. Aku bukan orang bodoh yang akan membiarkan seorang asing yang tak mampu menggetarkan hatiku memelukku. Aku membiarkanmu berada di sisiku, memilikiku, karena hanya kau lah yang pantas menerimanya.
Karena itu, kumohon kali ini jangan tunjukkan wajah bersalahmu padaku. Jangan tunjukkan permintaan maaf yang menyiksa itu. Aku tahu Park JungMin, kau menyembunyikan segalanya dariku. Segalanya. Mengenai kewajibanmu memenuhi keinginan para fans yang berharap kau benar-benar memiliki hubungan istimewa dengan Han Seung Yeon? Atau mungkin Park Gyuri?

Jangan berdalih bahwa kau tak bisa bersamaku karena bisnismu. Para Hyung tidak akan berbohong padaku bahwa kau bersama SeungYeon dan Hara selama dua minggu terakhir, menghabiskan waktu luang bersama mereka. Mungkin itu keputusan yang salah, bahwa mereka memberitahuku fakta ini, namun aku bersyukur mengetahuinya.
Kau sendiri tahu, bahwa kau memiliki kekuatan yang cukup untuk menyakitiku. Hatiku kini berada di tanganmu, dan kau hanya perlu menggoresnya sedikit saja untuk membuatku hancur berkeping-keping. Pertanyaanku adalah, mengapa kau tidak melakukannya? Mengapa kau membiarkanku berada dalam genggamanmu bagaikan diorama tolol yang kau atur semaumu?

Aku bukan bayi seperti julukan yang kalian semua berikan, aku di sini sebagai orang yang mencintaimu, sedikit pun aku tak ingin dipermainkan. Seandainya kau tahu, bahwa setiap udara yang ku hirup adalah dirimu. Setiap detik yang berlalu adalah detik-detik aku memikirkanmu. Dan setiap debaran jantungku menyebutkan namamu. Seperti itulah dalamnya aku tenggelam dalam cinta yang kau ciptakan. Bahkan setiap kali aku berusaha untuk berenang menuju permukaan, cintamu menarikku kembali dan aku akan tenggelam lebih dalam lagi.

Jujurlah padaku sekarang, apa kau masih mencintaiku? Jangan biarkan aku kacau dengan kemungkinan bahwa kau bisa saja pergi secara tiba-tiba. Kumohon, jawablah pertanyaanku, dengan jujur!
Apa kau masih mencintaiku? Seperti dulu...

HyungJoon***

JungMin mendongak menahan genangan kristal di matanya, pandangannya kabur saat itu. Lalu ia mendekatkan surat itu ke dadanya, ingin rasanya ia memeluk Sang Pengirim detik itu juga, namun ia tak dapat melakukannya. HyungJoon telah terlanjur pergi, pergi ke tempat yang berbeda, selama-lamanya. Joon telah pergi, meninggalkan segalanya dalam bentuk yang hancur lebur. Begitu pula dengan hati JungMin yang kebas karena kekosongan yang mematikan.

Ingin rasanya ia berlari dan benar-benar terjun ke dalam lautan dan tenggelam bersama kesalahannya. Ia marah pada dirinya sendiri karena tak pernah mampu memberikan cukup waktu untuk orang yang ia cintai. Merasa benci pada takdir yang tak pernah memberikan kesempatan cukup banyak baginya untuk menerima dan memberikan cintanya.

“ Aku mencintaimu Joon, tentu saja aku mencintaimu...” ucapnya di sela-sela tangisnya.

Lalu hatinya menjerit, kau lah yang kuragukan, mengapa kau tidak setia padaku, mengapa kau pergi meninggalkanku? Mengapa kau meninggalkanku saat aku ingin kembali padamu? Mengapa kau membawa seluruh hatiku pergi? Pernahkah kau membayangkan bagaimana aku akan hidup tanpa mu di sisiku???


# Helpless When He(original: She) Smiles(Backstreet Boys’s Unbreakable album 2007)
[Yaoi : YunJae couple; cast : Jung YunHo and Kim JaeJoong(DBSK)]

(YunHo POV)

Musim panas kali ini datang menyergapku dengan tiba-tiba. Ada perasaan terkejut yang asing ketika menyadari waktu telah berlalu dengan cepat sementara aku masih saja terpuruk dalam kebodohanku sendiri. Rasanya aku ingin memuntahkan apa yang selama ini kupendam, dan sungguh gila bahwa aku benar-benar tak dapat melakukannya.

Mungkin memang tidak adil bahwa aku menikmati keindahan itu sendirian. Namun, rasanya hanya aku lah yang paling berhak atas senyum menawan Kim JaeJoong. Kami melewati hari-hari yang menakjubkan selama sekian tahun persahabatan kami. Dan hanya satu hal yang tak pernah mampu kuucapkan padanya, bahwa aku mencintainya.

Aku benar-benar telah ia buat gila, ia merampas hatiku seenaknya tanpa ia sadari. Ia membawanya ke tempat yang sama sekali tak mampu kulihat, tapi aku tahu, itu tempat yang membuatku tersiksa saat ini. Tak ada yang lebih kuinginkan selain meminta pertanggung jawaban atas pencurian yang dilakukannya. Seandainya saja aku mampu melakukannya.

Ia berdiri di atap gedung dorm saat ini, mengatakan padaku tentang semua impiannya. Keinginan besarnya untuk menjadi idola sempurna bagi seluruh fans kami dan terbang ke berbagai negara bersama kami. Aku hanya duduk menekuk kaki, sementara ia tertawa menyadari bahwa impian-impian itu benar-benar mungkin untuk terwujud.

Tanpa ia sadari aku merasakan diriku bagaikan susunan rumah kartu yang terhempas badai hurricane ketika ia berbalik menghadapku dan menunjukkan senyumnya. Kalau aku boleh memilih satu kata untuk senyum itu, aku akan memilih ‘pembunuh’... Ia melakukannya lagi, membuatku tak berdaya dengan senyuman itu.

“ Bukankah kita akan benar-benar bertemu dengan mereka?” Tanyanya padaku.

Aku menahan debaran menyakitkan di jantungku, “ siapa?”

Ia memutar bola matanya, “ tentu saja para fans... aku tak sabar mendengar teriakan dukungan mereka yang mengagumkan.”

Tentu saja, para fans, ia begitu mencintai mereka, dan itu membuat luka di hatiku makin parah. Bukannya aku tak mencintai fans, hanya saja hal itu adalah salah satu dari beberapa hal yang mencegahku mengungkapkan cintaku. Pernah membayangkan bagaimana tanggapan mereka seandainya tahu bahwa idola mereka mencintai teman satu bandnya sendiri?

“ Jung Yunho?” Ia memanggilku sambil mengibaskan tangannya di hadapanku.

Aku tersadar, dan nyaris saja aku berteriak ketika menyadari bahwa wajahnya berada begitu dekat dengan wajahku. Sial. Cantik sekali. Bagaimana ini? Darahku mengalir cepat membuat wajahku panas. Aku mengulurkan tanganku perlahan menyentuh wajahnya yang sempurna, lalu berbicara setengah berbisik, “ tentu saja kita akan bertemu mereka.”

Ia tersenyum lagi. Membuat sisi-sisi wajahnya semakin cantik dan mengagumkan. Percayalah padaku, bahwa kau tak akan mampu bertahan untuk berdiri tegak melihat bagaimana ia menatapku saat itu. Matanya yang hitam berbinar dengan senyum malaikat terukir di bibirnya. Bibirnya yang mengagumkan. Segala sesuatu tentangnya tak pernah hanya sekedar baik.

Dan entah dari mana kegilaan itu muncul, aku mengulurkan sebelah tanganku lagi, mendekap wajahnya dengan kedua tanganku. Senyumannya lenyap ketika menyadari apa yang akan kulakukan, matanya membelalak. Tapi, ia tak akan kubiarkan menghindar, segera kusentuhkan bibirku pada bibirnya! Ini gila! Tapi aku menginginkannya...

Mataku terpejam, dan aku tahu ia masih terkejut dengan apa yang aku lakukan. Aku berusaha mempertahankannya sementara ia membeku dalam kuasaku. Terik matahari membuat setetes keringat meleleh di pipinya, aku merasakannya namun tak berusaha mengusapnya, karena aku sendiri sedang tak berada di tubuhku. Dengan sekuat tenaga ia mendorongku menjauh, ia sendiri terjengkang. Dengan napas terengah ia manatapku dengan wajah memerah karena marah dan tak percaya.

“ Maafkan aku...” kataku pelan. “ Aku mencintaimu Jae...”



# As Long As You Love Me(Backstreet Boys’s Self Titled album 1998*kalo gak salah*)
[Yaoi : HyunSaengKyu Triangle; cast : Kim HyunJoong, Heo YoungSaeng, and Kim KyuJong(SS501)]

(HyunJoong’s POV)

Melihat ke dalam mata Heo Young Saeng saat ini membuat hatiku nyeri. Perih rasanya menyaksikan bagaimana senyumnya terlukis sedih, walau pun bagiku senyum itu tak pernah terlihat biasa saja, senyumnya selalu sempurna. Dan kali ini bentuk itu diliputi aura kesedihan yang mendalam.

“ Aku membencinya sekarang, Hyunnie,” katanya padaku dengan setengah tawa frustasi. “ Kau tahu ia pernah berjanji padaku akan bertahan apapun yang terjadi, dan...”

“ Ia memilih Yoobin?” Potongku.

Young Saeng mengangguk, rambutnya tertiup angin yang berhembus cukup keras di atap sekolah ini. “ Setelah pertunjukkan club paduan suara di sekolah kemarin, Kyujong mengatakan semuanya padaku. Ia mengatakan, kami tak mungkin bertahan dalam keadaan ini, sampai kapan pun kami tak akan pernah bisa bersatu, dan aku sadar, itu sebuah kebenaran.”

“ Keparat, Kyujong sial itu,” aku tak bisa menahan umpatanku. Young Saeng menyentuh tanganku dengan pelan; tangannya dingin. Aku menggenggamnya.

“ Bukan begitu, hal itu memang benar,” ujarnya sambil menundukkan kepala. “ Tapi, sesungguhnya aku masih sangat mencintainya, dan semua ini membuatku sakit.”

Ini juga membuatku sakit, andai kau mengerti Young Saeng, aku juga tersakiti melihat bagaimana kau merajuk karena perlakuan Kyujong.

“ Kita menemuinya sekarang juga, kau perlu bicara dengan anak sialan itu,” ucapku sambil berdiri dan menarik pergelangan tangannya yang lembut. Ia terkejut dengan apa yang kulakukan. Namun tak bisa menolak ketika aku menariknya. Wajah cantiknya yang mengalahkan seorang gadis itu terlihat takut.

Kami berjalan cepat menuruni tangga menuju lantai dasar dan berbelok di ujung koridor untuk menuju taman belakang. Young Saeng beberapa kali memintaku untuk berhenti dan lebih baik kembali saja. Aku terus berjalan pada petak jalan buatan di taman yang dipenuhi bunga itu. Di bawah sebuah pohon cemara, dinaungi daunnya yang indah dan dimanjakan tiupan angin, Kim Kyujong duduk bersama kekasih barunya; Yoobin.

Detik itu juga kami berdua berhenti melangkah. Pegangan tangan Young Saeng pada tanganku menguat, seolah memintaku untuk menahan diri dan kembali. Aku tak lagi merasa perlu mengindahkannya. Aku melapaskan tangan Young Saeng dan segera saja menghampiri pasangan bahagia yang bagiku hanya terlihat seperti dua monster yang telah menyakiti Young Saeng-ku. Dan aku ingin membuat Si Brengsek Sialan itu sadar betapa beruntungnya ia memiliki Young Saeng, sedangkan aku tak pernah memiliki kesempatan untuk itu.

“ Kim Kyujong,” panggilku, ia menoleh dan seraya melepaskan tangannya yang tadinya melingkari tubuh gadis itu. “ Bisa kita bicara?”

“ Ada apa?” Tanyanya santai.

“ Sedikit hal penting,” kataku. “ Di sana,” aku menunjuk Young Saeng yang berdiri sambil memasukkan tangan ke dalam saku jas sekolah.

Kyujong menatapnya dengan agak terkejut, namun segera berubah dingin. Ia bangun dan berjalan bersamaku menuju Young Saeng. Dengan angkuh Kyujong berdiri di hadapan kami, menujukkan garis wajahnya yang terlihat keras. Ingin rasanya aku mendaratkan sebuah tinju di sana, namun demi Young Saeng aku bertahan.

“ Apa lagi?” Tanyanya. “ Bukankah kita sudah pernah membicarakan ini, dan sudah cukup jelas bukan.”

“ Kau bersungguh-sungguh dengan keputusanmu?” Tanya Young Saeng hati-hati.
Kyujong tertawa mengejek, “ haruskah aku mengulang kata-kataku, aku sedang tak ingin banyak bicara.”

“ Baiklah,” kata Young Saeng akhirnya. “ Aku mengerti.”

Aku tak ingin melakukan interupsi saat ini. Kyujong kembali tertawa dengan tatapan yang terlihat begitu merendahkan. Ia mendekatkan tubuhnya pada Young Saeng, menelengkan kepalanya lalu berbicara tepat di hadapan wajah pemuda cantik itu.

“ Kapan kau pernah mengerti? Sampai kapan kau akan tetap di jalan ini, bukankah semua ini sedikit menjijikan Young Young Saengi-ku?”

Tanpa sadar, aku melayangkan sebuah tinju ke wajah Kyujong, semuanya berlangsung dengan cepat, dan membuat beberapa orang terkejut. Wajah Young Saeng mengeras, aku dapat mendengar Yoobin menjerit tertahan. Darah mengalir dari bibir merah Kyujong. Entah perasaan liar apa yang membuatku melakukan hal itu, hanya saja tak akan kubiarkan ia menyakiti Young Saeng lebih dari ini. Tidak akan.

Kutarik kerah kemejanya, “ jaga bicaramu, bajingan, atau kau lebih suka aku merusak wajah tampanmu?”

Kyujong masih mampu tersenyum, “ kau menginginkannya, harusnya kau senang, sekarang kau bisa memilikinya, bukankah aku benar, Kim Hyun Joong?”

Aku membeku. Ia tahu aku juga memiliki perasaan berbeda pada Young Saeng. Jujur saja, apa yang dikatakan Kyujong cukup menusukku. Aku melepaskan kerahnya dengan kasar. Ia menyeka darah yang mengalir di ujung bibirnya. Senyum sialan itu masih terukir di bibirnya.

Aku segera berjalan pergi, tanpa peduli apa pun lagi. Young Saeng berjalan mengejarku di belakang. Aku berlari menaiki anak tangga, bingung dengan pikiranku yang kacau. Begitu mencapai atap, aku terengah dan menunduk, menumpukkan tanganku pada kaki. Aku tahu ketika Young Saeng muncul di belakangku dan perlahan menyentuh bahuku. Sambil berusaha menyingkirkan rambut yang menutupi mataku, aku menoleh ke arahnya.

“ Maafkah aku Young Saeng...”

Ia tersenyum samar, “ haruskah kau mengatakan itu padaku, setelah semua yang kau lakukan untukku?”

Aku menegakkan tubuhku, terkejut. Dan masih terengah. Belum sempat mengatakan apa-apa, Young Saeng telah memelukku! Ia melingkarkan tangannya di tubuhku.

“ Hyunnie, akulah yang seharusnya minta maaf padamu, aku terlalu sering menyusahkanmu selama ini...”

Aku terkejut bukan main, masih terpaku, napasku bukan lagi terengah, tapi terhenti. Yang bisa kulakukan hanya balas memeluknya. Meletakkan tanganku pada punggungnya, dan menyurukkan kepalaku di bahunya, membiarkan keringatku mengaliri jasnya.

“ Sungguh Hyun, aku minta maaf...”

Aku melepaskan pelukannya, lalu menatapnya lekat-lekat. Wajahnya tampak canggung dan penuh penyesalan. “ Hentikan permintaan maaf itu...”

“ Tidak, tidak, aku harus melakukannya, itulah hal yang benar yang harus kulakukan...” Young Saeng terdiam sejenak. “ Jadi, apa maksud Kyujong, err, tentang kau barusan?”

Aku berpikir sejenak. Bingung harus bagaimana mengatakan semuanya padanya. Menunduk beberapa detik untuk memutuskan cara yang tepat, mungkin agak sedikit gila, namun, hanya ini yang mampu kupikirkan.

Aku menelengkan kepala, dan mengecup bibirnya. Aku tahu ia terkejut, namun ia membiarkanku melakukannya. Kemudian aku melepaskan bibirku darinya, dan terlihat memalukan ketika kami sama-sama salah tingkah. Aku menggaruk tengkukku, aku yakin wajah kami terlihat seperti kepiting rebus. Aku kemudian menyelipkan tanganku pada saku belakang celanaku.

“ Itu agak mengejutkan,” komentar Young Saeng.

“ Mianhae...” ucapku. “ Aku tahu ini sulit bagimu, tapi itulah perasaanku, hanya berusaha jujur padamu.”

“ Tidak, aku mengerti,” ujarnya. “ Tapi, Hyunnie, mungkin aku belum bisa membalasnya saat ini, apa kau punya waktu untuk menunggu?”

Aku tak bisa menahan senyum di bibirku. Rasanya hatiku begitu penuh seakan ingin meledak. Lalu aku menjawabnya, “ aku telah menunggu selama ini, dan kau boleh yakin aku memiliki waktu sebanyak sisa umurku untuk menunggumu...”

Young Saeng tersenyum lagi. Dan aku segera memeluknya, berusaha untuk memasukkan perasaanku dalam pelukan itu. Lalu kubisikkan padanya, “ jangan pernah menunjukkan wajah sedihmu itu, kau tahu, itu membuatku gila.”
“ Tidak akan, selama kau mencintaiku...”

***

Comment please... spamming my post ^^

No comments: